top of page
Search

Low Performance Store: Benerinnya Harus Mulai dari Mana?

  • Writer: Motict
    Motict
  • Nov 17
  • 2 min read
Low Performance Store: Benerinnya Harus Mulai dari Mana? | Motict

The Silent Red Flag

Ada satu hal yang sering bikin bisnis jalan di tempat, tapi jarang disadari pemiliknya: store performance yang stagnan. Bukan rugi besar, bukan juga kebakaran besar tapi justru lebih berbahaya dari itu. Karena low performance store itu ibarat mesin yang masih nyala tapi nggak ngasih output apa-apa. Terlihat aman, padahal pelan-pelan nggerogoti profit dan moral tim dari dalam.

Pertanyaannya: kalau performa toko menurun, harus mulai dibenahi dari mana dulu?

Kesalahan Umum: Fokus ke Gejala, Bukan Akar Masalah

Banyak bisnis yang langsung lompat ke solusi paling kasat mata:

  • “Tambahin promo deh.”

  • “Ganti layout toko.”

  • “Tambah ads spend biar traffic naik.”

Padahal, tanpa diagnosis yang tepat, itu semua cuma seperti ngasih painkiller ke penyakit kronis. Masalah utamanya justru bisa ada di mana saja dan sering kali bukan di tempat yang diduga.

Beberapa sinyal yang sering luput:

  • Sales turun tapi traffic stabil. Artinya masalahnya bukan awareness, tapi konversi.

  • Traffic turun tapi AOV naik. Ada kemungkinan masalah di reach, bukan di produk.

  • Tim toko underperform padahal SOP jelas. Bisa jadi masalahnya leadership atau sistem monitoring.

Tanpa data yang solid, semua keputusan jadi tebakan berbiaya mahal.

Mulai dari Data, Bukan Dugaan

Untuk membalikkan kinerja low performance store, langkah pertama bukan langsung “ngapa-ngapain”. Langkah pertama adalah melihat apa yang sebenarnya terjadi secara real time dan terukur.

  1. Audit Digital Performance: Mulai dari metrik dasar: traffic, conversion rate, customer journey, hingga waktu rata-rata checkout. Tools analitik atau integrasi dashboard AI bisa bantu mendeteksi pola penurunan lebih cepat dari insting manusia.

  2. Mapping Operasional: Lihat bagaimana proses berjalan di lapangan. Apakah ada bottleneck di inventory, delivery, atau bahkan decision-making?

  3. Feedback Loop: AI tools seperti sentiment analysis dan customer clustering bisa mengungkap insight yang sering nggak muncul di laporan manua misalnya, alasan pelanggan berhenti belanja atau produk mana yang “dilihat tapi nggak dibeli”.

  4. Prioritize and Iterate: Dari semua temuan itu, buat prioritas intervensi: mulai dari hal paling berpengaruh dan bisa dieksekusi cepat.

Dari “Low” ke “Grow”

Memperbaiki low performance store bukan soal cari solusi cepat, tapi soal membangun sistem pengambilan keputusan yang lebih cerdas. Ketika keputusan berbasis data dan proses disusun rapi, performa toko bukan cuma pulih tapi berkembang lebih stabil, scalable, dan siap menghadapi tantangan berikutnya karena pada akhirnya, bisnis bukan soal siapa yang paling cepat bereaksi, tapi siapa yang paling tahu kenapa mereka harus bereaksi seperti itu.


 
 
 

Comments


Copyright © 2025 PT Pakar Algoritma Andalan Semua. All rights reserved.

bottom of page